.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Senin, 14 April 2014

Kata Seorang Muslimah

Aku ini seorang muslimah. Aku ini perempuan biasa. Lemah saat ada perasaan aneh yang muncul. Tapi aku ini seorang muslimah, aku harus punya benteng agar lemahku biar hanya aku yang rasakan. Namun selayaknya benteng, ada saja yang mencoba meruntuhkan. Teringat dulu akupun punya benteng tapi sayang bentengku tak cukup kuat sehingga hancur terserang. Itu terjadi beberapa kali. Payah bukan aku ini?
Kali ini aku coba bangun benteng baru. Ku niatkan bentengku ini harus kokoh. Ku yakinkan diri bahwa kali ini tidak boleh hancur. Saat tiba-tiba ada seseorang yang menarik perhatianku, kalian tahu benar apa yang seharusnya dilakukan seorang muslimah. Menyimpannya sendiri. Tidak perlu orang-orang ketahui. Cukup Allah saja. Ironisnya jaman sekarang ini masalah percintaan sudah makanan sehari-hari. Seakan seluruh dunia ini menjejali manusianya dengan omong kosong tentang cinta. Lihat saja, anak-anak kecil yang masih bau kencur saja sudah biasa bicara cinta-cintaan. Dan yang lebih menyedihkan lagi, orang tua terlihat memaklumi.
Lalu bagaimana sikap seorang muslimah yang hidup di zaman serba aneh ini? Dear ukhti-ukhti yang cantik, semoga benteng-benteng kita tetap berdiri dengan anggunnya, dengan menawannya. Bukannya dilarang jatuh cinta, tapi sudah selayaknya kita bijak dalam menghadapi persoalan satu ini. Sudah ku katakan aku ini lemah. Saat melihat dia saja mata ini terkadang suka betah. Saat belum melihatnya, mata ini mencari-cari sosoknya. Tapi ya hanya sekedar itu, memperhatikan. Karena sesungguhnya untuk fenomena macam ini, belum tentu muslimah ini jatuh cinta. Mungkin tertarik karena sesuatunya, seperti aku yang tertarik karena ia dan pahamnya ia dengan agama.

Untuk segala bentuk perasaan yang tidak biasa macam ini, silakan curhat padaNya. Kalau benar jatuh cinta, mintalah pada pemilik hatinya, Allah. Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Membolak-balikkan hati. Dari yang biasa saja bisa jadi ada sesuatu. Terlalu mudah bagiNya berkehendak. Jadi mengapa kita justru tidak melangkah dengan cara-cara yang diridhoiNya? Karena tanpa izinNya-pun walau kita sudah berusaha membuat ia mempunyai rasa yang sama pada kita, itu tak kan terjadi. Masukkan saja ia dalam do’a kita. Setelah kita do’akan orang tua, keluarga, saudara, dan sesama umat muslimin/ah lainnya. Bagaimana jika ia yang selalu ada dalam do’a justru tidak menjadi milik kita? Percayalah, Allah lebih tahu yang terbaik. Kita sudah disiapkan untuk orang lain yang memang sesuai dengan kita, mungkin orang itu yang selalu memasukkan nama kita dalam do’anya. 

Ngabuburit Sendirian

Senin ini tertumben-tumbennya pulang cepet. Seharusnya udah dari jam 12 sih, tapi tadi sekelas syuting sama foto-foto dulu buat lomba acaranya KM KBN. Dan finally sampe kosan jam setengah dua. Sholat kemudian dilanjutkan dengan kegiatan “mencuci” bukan mencuci hati bukan. Cucian pasca makrab kelas kemarin lumayan banyak ik..tadinya mau laundry aja tapi emang rejekinya nyuci sendiri karna pulang cepet juga yoweslah.

Abis nyuci, ngetik, eh ketiduran. Bangun-bangun sudah sore hujan pula. Tadi sempet galau sore ini mau ngapain. Biasanya sih kalo sore luang gini ngajar ngaji. Tapi hari ini karna ketiduran juga yaudah ganti planning. Emang harus banget out from kosan ya? Iya! Karena kebetulan aku puasa, jadi harus beli makan buat buka. Fix banget abis mandi, sholat, siap-siap, langsung cuss melangkah ke Kalimongso. Belum menentukan pilihan sebenernya mau beli makan di mananya. Di jalan sambil mikir-mikir pengen beli gorengan juga tapi yang dimaksud adanya di Kalimongso gang Jengkol udah gitu di ujung pula. Yoweslah jalan aja terus dulu. Tiap hari senin, tiap malemnya ada pasar dadakan gitu. Disebutnya Pasar Jengkol. Sebelum maghrib tadi para penjualnya udah mulai buka lapak. Aku beli gorengan terus abis itu beli lauk. Sempet tergoda dengan jajanan-jajanan yang berjejer di situ tapi untungnya hati ini kuat menahan mengingat sisa lembar-lembar rupiah di dompet.

For the first time in forever sih ini sebenernya ngabuburit jalan sendirian sore-sore gini. Udah gitu dengan tujuan yang tadinya masih samar-samar. Jarang kan cewe yang mau jalan sendiri gitu. Aku sih udah biasa, soalnya dulu waktu semester 1 kosanku bagaikan terasingkan gitu jauh dari peradaban anak kosan. Nah karena kosan sekarang udah menjangkau tempat-tempat strategis kosan, no mager lah pokok’e. Eh masih sih mager mah tapi ya berkurang huehe. Biasanya aku pergi beli makan sama temen kosku naik motor tapi berhubung dia sore ini belum pulang yaudah no problem berangkat sendiri saja.

Tapi inti dari ngabuburit ini adalah aku jadi makin kenal sama daerah sekitar kampusku ini. Daerah yang akhir-akhir ini membuat mahasiswa/I resah dan gelisah karena lagi maraknya kriminalitas. Tiap hari ada aja berita kriminal yang tersebar di grup-grup whatsapp. Hii serem deh pokoknya padahal daerah sini rame loh. Selama di perjalanan tadi aku lewatin rumah-rumah yang agak mengiris hati. Dindingnya dari triplek-triplek dan kecil. Waktu aku lewat tadi pintunya kebuka (atau emang gada pintunya karena tiap aku lewat sana pintunya pasti kebuka). Biasanya aku lewat depan rumah itu naik motor atau jalan tapi malem dan lagi sama temen. Karena sekarang aku jalan sendiri dan masih sore, isi rumahnya lebih bisa aku liat. Dan you have to know itu padet banget. Tiba-tiba sekilas aku ngebayangin gimana mereka bisa hidup di sana. Gimana kalo aku yang tinggal di rumah itu? Omo……ga ada alasan untuk ga bersyukur sama yang Allah titipkan ke aku sekarang. Aku  merasa beruntung. Karena pada hakikatya memang semua orang ingin hidup baik dan cukup. Jadi bagi kita yang selalu merasa kurang, coba piker-pikir lagi deh. Selain itu di jalan aku juga lewatin anak-anak yang lagi pada teriak-teriak memperebutkan bendera partai. Kalian ngerti opo toh ndok-ndok..haha Tapi mereka bukan simpatisan partai pastinya, benderanya bakal dipake buat main. Ngeliat mereka bikin aku nostalgia ke masa-masa kecil dulu, masa-masa main adalah hal utama dalam hidup. Lagi-lagi aku pikir aku beruntung punya masa kecil yang indah, bermain bersama teman-teman. Tidak kenal aneka gadget. Alhamdulillaaaaah, jadi pengen balik ke masa itu deh wkwk.

Buat kalian-kalian yang udah jarang jalan (pake kaki) kemana-mana karena memilih memakai kendaraan pribadi, coba deh rasain sensasinya jalan terutama di lingkungan sekitar. Karena banyak hal-hal yang bisa dicermati, dipikirkan, dan direnungi bisa ditemukan dengan memperhatikan keadaan sekitar. Lihat aktivitas orang-orang, ketemu sama temen di jalan, kenalan sama orang di jalan (loh?). Kalo naik kendaraan kan ga mungkin bener-bener memperhatikan sekitar, harus fokus sama jalan di depan. Cobainlah sekali-kali dijamin ga nyesel :D