*post ini udah ada di draft lama sekalii, gara-gara sinyal jelek waktu itu jadi belum sempet diposting.*
Assalamu’alaykum..
Tertiba ingin share satu pengalaman baru. Terjadinya pas
Ramadhan kemarin.
Selama semester 4 ini aku punya dosen yang unik. Beliau
mengajar mata kuliah Pengelolaan Barang Milik Negara. Setiap pertemuannya, kami
punya 3 sks (2,5 jam) bersama Beliau. Menurutku –juga teman2 tentunya- Beliau
sangat inspiratif. Bisa dibilang selama 2,5 jam setiap pertemuannya, lebih
banyak dihabiskan dengan share atau cerita-cerita beliau. Terlebih pembawaannya
yang sangat lucu karena Beliau punya sifat humoris. Asik banget lah pokoknya.
Dalam slide-slide materinya, pasti diselingi quotes yang mantap.
Jadi ketika Ramadhan kemarin, kami sekelas diberi tugas
untuk membagi takjil kepada masyarakat. Ternyata di tahun sebelumnya, Beliau
juga pernah memberikan tugas yang sama kepada mahasiswanya. Tentu saja ini
bukan perkara tugas yang dinilai loh yaa. Tapi yang berbeda di tahun 2015 ini
adalah Beliau menugaskan kami membagikan takjil dengan sasaran yang tak biasa.
Kalau biasanya dibagikan kepada orang yang kurang mampu, kali ini sasaran kami
adalah orang-orang yang ada di dalam
mobil.
Asumsikan semua yang ada di dalam mobil adalah pemilik mobil
beserta keluarga ya..bukan hanya supirnya. Itu berarti sasaran kami adalah
golongan menengah ke atas bahkan atas banget, bisa jadi pengusaha, dokter,
dirjen, menteri, presiden, bisa jadi…. Eh tapi kami tidak mengecualikan
orang-orang yang mencari nafkah melalui mobilnya kok seperti misalnya supir
taxi.
Langsung saja ke TKP.
Kami sudah stand by di sekitar lampu merah bintaro sejak
setengah 6 sore. Menunggu hingga maghrib hampir benar-benar tiba. Yang terjun
pada hari itu tidak seluruh anak kelas, hanya sebagiannya saja. Itu juga
disebabkan terkendalanya kendaraan karena tidak semuanya bawa kendaraan pribadi
–kalau saya mah nebeng always hehe u.u- Di TKP kami pun menyebar, stand by
dengan membawa makanan dan minuman takjil yang telah dipersiapkan (dibeli,
dibungkusin, diberi ka).
Begitu kami rasa waktunya tiba, kami langsung beraksi ke
jalan raya menghampiri satu per satu mobil. Pada awalnya hampir semua mobil
kaca mobilnya tertutup. Sehingga kami harus toktoktok
dulu. Begitu kaca jendela terbuka, “silakan pak/bu takjilnya untuk buka
puasa” tentu dengan pasang senyum terbaik :))
Terkadang ada yang menolak, begitu diberti tambahan “gratis
kok pak/bu” baru deh diambil wkwk.
Malah yang kadang yang bikin nyesshh adalah kalau kita udah toktoktok tapi tetep ga dibukain
kacanya L
Tapi ternyata asiiiiiiik kok. Jujur saja ini pengalaman
pertamaku, membagikan takjil on the road. Melihat orang-orang tersenyum bahagia
karena kita, memang membahagiakan diri kita sendiri ya.. J
Balik lagi bicara tentang ‘sasaran’ kami, dosen kami memang
sebelumnya menyuruh kami membuat tulisan yang dibagikan bersama tajilnya. Bukan
sembarang tulisan, temanya ‘indahnya berbagi’. Agar mengingatkan orang-orang
yang berkecukupan untuk tidak melupakan saudaranya, kerabatnya, serta
orang-orang yang membutuhkan uluran tangannya. And it’s true aku baru ngeh pada
saat di TKP.
Semoga ini menjadi hikmah dan pelajaran bagi semuanya,
khususnya saya dan teman-teman J
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw berkisah tentang
seseorang yang bersedekah untu pecuri, orang kaya, dan seorang pencuri. Beliau
kemudian bersabda, “Sedekahmu telah diterima, bagi seorang pelacur semoga dia
dengan sedekah ini menyudahi perbuatan maksiatnya, sedangkan bagi orang kaya
semoga dia sadar dan berinfak dengan miliknya, dan terhadap pencuri semoga dia
dengan sedeah itu tidak mencuri lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim)