.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Kamis, 31 Desember 2015

The Last Grade

Dulu ketika awal-awal mengenyam bangku perkuliahan, seringkali mendengar kakak-kakak 2010 yang sudah lulus bilang kalau 3 tahun itu cepet banget. Dulu kalimat itu bagai angin lalu aja, tidak mau memberatkan diri melamunkan benar tidaknya. Ya namanya baru jadi anak kuliahan, pikirannya masih penasaran sama kehidupan kampus.

Seiring waktu berlalu. Ternyata diri ini sudah masuk tahun ketiga jadi mahasiswi. Tapi perasaan baru kemarin masih tingkat 1.. (makanya jangan bawa-bawa perasaan mulu). Tapi ini serius. Saya merasa waktu cepat sekali berlalu. Ternyata saya sudah melewati 5 kali UTS dan 4 kali UAS.

Kalau mengingat-ingat masa-masa ujian, ujian yang paling @#$#$%$#% adalah waktu semester 2. Kenapa?Karena jurusan saya mendapat jatah ujian pukul 08.00. Masih terkenang dengan sangat jelas betapa riweuhnya belajar ketika ujian semester 2 itu. Ketiduran terus T,T Dan terbukti IPK kami (rata-rata anak KBN angkatan 2013) turun, termasuk saya yang IPK-nya bagaikan meluncur dari perosotan. Kami sudah terlanjur dibuat nyaman dengan ujian semester 1 di mana masuk jam 14.00. Ketika tiba-tiba semester 2 jam 8, rasanya seperti mengalami shock culture. #WaktUjianMenentukanIP.

Ya itulah sekilas mengenai ujian.

Bagi saya, yang terasa paling cepat adalah ketika tingkat 2. Kalau kata orang kan ‘waktu terasa cepat ketika sedang bersenang-senang’. Memang ketika tingkat 2 bisa dibilang waktu saya lebih produktif dibandingkan ketika tingkat 1, dari segi akademis maupun organisasi. Saya pun melihat berbagai perubahan dalam diri saya, khususnya dari pola pikir. Mungkin karena tuntutan atau entahlah tapi saya bersyukur akan hal itu.

Tingkat 3. Ya inilah The Last Grade. Setelah saya melewati singkatnya 2 tahun yang sudah saya habisakan di sini, ternyata masa kuliah saya hanya tinggal 1 tahun lagi (malah kurang dari 1 tahun). Sadar akan hal tersebut, saya sudah mantap untuk mengisi sisa masa kuliah saya yang tersisa dengan sebaik-sebaiknya. Karena masa kuliah tidak akan terulang lagi (kuliah ambil D4 atau S1 pasti beda lagi rasanya). Besar keinginan yaitu untuk melakoni peran-peran saya dengan maksimal. Inginnya jadi sebaik-baik manusia, yaitu yang bermanfaat. Inginnya lebih banyak berkontribusi. Inginnya lebih banyak berbagi. Dan tentu inginnya lebih banyak belajar dan tidak menyiakan kesempatan yang ada.

Ketika teman-teman banyak yang memilih vakum dari organisasi, saya berpikir sebaliknya. Saya tetap harus ada aktivitas. Waktu kita hanya diisi oleh 2 hal yaitu hal yang bermanfaat atau sebaliknya. Saya yakin kalau saya tidak punya aktivitas, kemungkinan besar waktu saya akan banyak terbuang sia-sia. Karena begitu saya lulus nanti, saya baru akan menghadapi dunia yang sebenarnya. Dan saya yakin kita butuh banyak bekal untuk bisa beradaptasi dan survive.


Begitulah keinginaan dan harapan dari seorang mahasiswi tingkat akhir -yang tinggal bertemu 1 UTS dan 2 UAS, yang akan menghadapi TKD, yang akan PKL, yang akan lulus dan wisuda, -insyaaAllah. Berdasarkan mata kuliah manajemen proyek yang saya terima, dari semua tahapan manajemen proyek yang paling penting adalah perencanaan. Kita tidak tahu bagaimana masa depan kita. Setidaknya kita berani merencanakan dan mempersiapkan, baik itu dalam skala jangka pendek maupun jangka panjang.



Cerita kakak kelas bahwa 3 tahun selama kuliah itu cepet banget ternyata memang benar.

Jumat, 04 Desember 2015

Mencoba Hal Baru

Karena  hidup ini terlalu singkat kalau kita hanya berkutat pada hal-hal sebatas rutinitas. Gawatnya, kalau kita sudah masuk ranah kejenuhan. Kita juga tentu tidak mau gini-gini aja, ada sumber daya yang belum banyak kita maksimalkan.

Mencoba hal baru, sesederhana kamu menuju kampus dengan rute yang lain dari hari kemarin. Lalu kamu akan bertemu kawan-kawan asing yang mungkin jarang kamu lihat di kampus.

Mencoba hal baru bisa juga meminta lebih banyak hartamu. Pergi ke resto mahal. Lalu kamu akan merasakan makanan dengan level kenikmatan yang berbeda. Yang kamu nikmati dengan sungguh dan perlahan karna sambil mengingat-ingat pengorbanan materiilmu.

Mencoba hal baru bisa juga dengan mengupgrade. Memberi lebih banyak. Biasanya kamu sangat ikhlas atas seribu rupiah, coba hari ini kamu tambah seribu lagi. Lalu mungkin kamu akan sadar rezekimu lebih lancar.

Mencoba hal baru bisa semenarik ketika kamu menjelajah alamNya. Lalu kamu akan lihat Tuhanmu sungguhlah Besar.

Mencoba hal baru bisa terasa asik ketika kamu ternyata menemukan passion. Lalu kamu ketagihan akannya. 

Kalau nyaman dan bermanfaat, bisa dilanjut jadi kebiasaan. Kalau mengecewakan, seenggaknya kita tahu fakta itu setelah mencobanya, dari pada penasaran.

Selama bukan terhadap hal-hal yang dilarang apalagi haram, bolehlah dicoba. Dengannya kita akan tahu dunia lebih luas lagi. Kita akan punya sesuatu untuk diambil hikmah. Kita akan mampu lebih banyak bersyukur. Akan ada banyak hal yang bisa kita ceritakan pada kawan dan keluarga untuk me-warning, menasihati, memberi saran, memberi informasi, juga mengajak pada kebaikan.

Hati-hati cepat tua kalau hidup gitu-gitu aja. Hati-hati tidak mampu bersaing kalau tidak mau menggali potensi di berbagai bidang. Hati-hati tidak punya cerita untuk dikisahkan pada adik, bahkan anak, karena minim pengalaman.


Cuma diri sendiri yang bisa menentukan sebesar apa hal baru yang mau kita coba. Selamat mencoba!

Sabtu, 21 November 2015

Pemeran

Dalam perjalanan hidup yang semakin menua ini, semakin terbuka pula paradigma. Semakin tahu ternyata di dunia ini manusia bisa mengemban banyak sekali peran. Mulai peran baik sampai peran jahat. Semakin dewasa pun akan semakin banyak peran yang mau tidak mau melekat pada diri ini.

Ada satu peran yang belakangan ini memenuhi pikiran saya. Peran ini bukanlah suatu yang baru saya ketahui, melainkan belakangan baru memahami. Peran yang kemudian menerbangkan pikiran saya pada orang-orang hebat pembawa peran tersebut, sebut saja di sini pemeran.

Pemeran-pemeran ini nyatanya sangat dicintai. Tentu bagi orang-orang yang paham betul bagaimana isi peran ini. Saya paham dan saya pun termasuk yang jatuh cinta. 

Kadangkala manusia banyak mengeluh merasa waktu 24 jam tidak cukup memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun pemeran nyatanya merelakan sebagian waktunya berbagi dengan orang lain. Dan itu berlaku rutin biasanya pekanan. Apakah pemeran bukan orang yang sibuk? Apakah pemeran tidak punya kegiatan penting lain? Bisa saja bukan pemeran tinggalkan perannya karna alasan lebih ingin bermain dengan anak-anaknya di rumah? 

Bukan hal baru, justru mereka yang diharapkan malah tak bersemangat. Jika tiba saatnya pertemuan, maka keluar berbagai jurus alasan tak bisa hadir. Tugas, kuis, kegiatan lain yang sekedar kumpul haha hihi, ya seputar itu alasannya. Masih mending sih ada alasan, yang lebih gaenak ketika justru sms/whatsap/dll sebatas diread tanpa dibalas. 

Padahal sebenarnya bukan pemeran yang membutuhkannya. Bahkan tidak ada 1 rupiah pun masuk kantung mereka. Tidak akan ada yang memarahi jika ia tinggalkan perannya. Tidak ada yang memaksa agar mereka tetap bertahan. 

Lalu?

Jika bukan karna cinta, bagaimana bisa?  
Jika bukan karna paham urgensinya, bagaimana mungkin sabar?

Cinta pada islam yang membuat mereka semangat menebar kebaikan. Semangat dalam pendidikan dan pembinaan. Keinginan besar menanamkan izzah pada umat islam saat ini. Memang sudah Allah janjikan unta merah, yang dengan begitu logikanya akan banyak orang mengambil peran ini. Tapi kenyataannya praktiknya memang tidak mudah. Sesekali menerima penolakan ketika mengajak kumpul, terkadang satu atau dua orang binaan mundur perlahan. Orang-orang yang awam dengan islam memang butuh disabari untuk dibina, dijadikan generasi robbani, diajak pelan-pelan, dido'akan dengan ikhlas. 

Beruntunglah kita bertemu pemeran-pemeran ini. 



Peran apakah itu..?

Selasa, 10 November 2015

Hidayah

'Andai hidayah dapat ku beli maka akan ku bagikan kepada orang-orang yang aku cintai."  
-Imam Asy-Syafi'i-
Alhamdulillah mungkin saya termasuk yang diberikan hidayah-Nya (aamiin). Bukan sombong bukan, tapi bersyukur, segala puji hanya bagi Allah. Hidayah bukan berarti seketika langsung ekspert jadi sholihah/ustadzah, bukan. Tapi mendapat hidayah lebih mengarah pada hati yang mau diajak pada kebenaran.

Orientasi hidup kini lebih banyak pada akhirat. Sekarang menjadi umat yang memikirkan agama-Nya. Ada hasrat ingin berdakwah (dakwah=menyampaikan), berbagi pada yang belum paham. Ya walaupun ilmu masih teramat dikit, tapi sungguh ingin seperti sahabat-sahabat yang sholihah nan inspiratif itu. Sekali lagi segala puji hanya bagi Allah.

Ketika cahaya hidayah mulai mengisi hati-hati ini, ternyata masih terselip satu sedih. Sedih dimana cahaya itu belum menyentuh hati-hati orang terdekat. Hati-hati orang tercinta. Saya sangat setuju dengan quote di atas T.T Besar keinginan melihat orang-orang di sekitar sama-sama melangkah dalam hidayah-Nya.

Nikmat iman dan hidayah tiada lain hanyalah hak prerogatif Allah. Seorang Nabi Muhammad pun tidak bisa membuat pamannya, Abu Tholib, mengucap syahadat hingga ajal menjemputnya. Apalagi umat yang nulis postingan ini.

Kiranya kita, manusia, hanya diperintahkan untuk menyampaikan, mengajak, mengingatkan. Bukan tugas kita mengubah seseorang jadi baik. Urusan sebesar itu adalah urusan Allah. Allah yang akan gerakkan hati makhluk-Nya. Tentu jangan lupa kita sertakan do'a selalu untuk kebaikan kita semua.



Tulisan ini bukan ditulis oleh orang yang sudah amat baik, tapi oleh orang yang ingin menuju kebaikan dan kebenaran bersama dengan orang-orang yang dicintai.

Selasa, 27 Oktober 2015

Capresma 2015-2016

Pada sore hingga menyinggung sedikit malam tadi, rasanya tidak sia-sia saya gunakan waktu saya untuk menghadiri suatu acara kampus yang hanya ada satu tahun sekali. Acara debat publik Capresma-Cawapresma BEM. Adalah menampilkan 3 pasang calon pemimpin yang kiranya berusaha merebut hati-hati para mahasiswa. Sayang sungguh sayang saya haturkan untuk teman-teman yang tidak hadir, hilang 1 kesempatan emas mengenal lebih dalam lagi siapa calon pemimpinnya.

Saya sendiri hadir dalam kondisi sudah dengan mendukung 1 pasang calon. Namun yang terjadi pada malam ini adalah di luar ekspektasi saya. Saya menyaksikan seorang pemimpin hebat dengan kompetensi yang mumpuni. Pemimpin yang semangat kontribusinya sangat kental. Yang interaktif dan mampu menggerakkan massa melalui tiap bait pilihan kata yang diucapkannya. Saya sudah sedikit kenal dengan calon presma ini. Pesannya: 'di Pemira kita harus gembira'. Beliau paham benar suasana pemilihan raya. Jatuh-menjatuhkan sudah jadi bumbunya. Tapi beliau bilang itu sudah kuno, bukan zamannya, maka itu kami harus gembira di pemira. Tidak peduli  calon seberang memanasi, kita happy aja. See? Seorang pemimpin yang akhlaknya baik juga humble dan religius.

Jikalau kalian awam dan lihat rangkaian debat tadi, 99% saya yakin tepuk tangan paling meriah akan kalian persembahkan untuk pemimpin ini. Saya sudah sebut beliau pemimpin karena sebelumnya beliau pernah menjadi wapresma semasa pendidikan D3-nya serta memang sifat pemimpin yang melekat erat pada beliau.

Seorang pemimpin yang bisa dirasakan ketulusannya ingin kampus yang lebih baik. Jika tidak terpilih, akan setia mendukung dan menyumbangan ide-ide kreatifnya. Pemimpin yang sederhana tapi sangat cerdas.Tidak segan mampu meninggikan lawan hingga akhirnya mereka turut mengakui kelebihan beliau.

Yang terjadi pada malam ini meyakinkan saya juga tentu mengetuk hati kecil pendukung pasangan lain bahwa pemimpin yang seperti beliau memang layak dipilih.

Sekali lagi saya amat menyayangkan teman-teman yang tidak hadir. Lalu dari mana kalian akan memutuskan pilihan? Tolong jangan hanya sekedar lihat fisik apalagi hubungan relasi. Pilih seobjektif mungkin. Pilih yang paling berkualitas. Karena kitapun akan dimintai pertanggungjawaban  olehNya atas pilihan yang kita tentukan.

#3 November untuk nomor #3

Berikut kalimat pembuka dari Mas Heru pada acara debat publik tadi, dikutip dari Hasan Al Banna yang dibawakan dengan sangat apik dalam semangat membaranya

Minggu, 11 Oktober 2015

The Power of Planning

*ditengah kesuntukan belajar akuntansi pemerintah*

Kamu ingin sukses?
Kamu mau tahu gimana caranya untuk sukses?

Hal pertama yang udah seharusnya kita lakuin kalau mau sukses ya tentu aja merencanakan kesuksesaan itu sendiri. Jadi sekarang aku mau share sedikit pengalamanku nih tentang 'planning' ini.
Aku juga udah sempet nyinggung untuk membuat lifeplan di postinganku beberapa waktu lalu. Tapi pengen ngomongin ini lagiiii hehe.

Buat kamu yang punya mimpi, punya cita-cita dari yang sederhana sampai yang super keren, TULIS itu semua. Jangan biarin otak kamu bekerja keras sendiri untuk menyimpan sebegitu banyaknya impian-impianmu. Karena amat possible bagi otak kamu untuk melupakan  impian itu, secara otak kalian juga udah dapet tugas berat buat mikir, menghapal, dll. Jadi...TULIS. Inget yaa TULIS! Kalau perlu ditempel juga di dinding ruangan.

Kenapa sih harus ditulis bahkan ditempel? Jadi gini, begitu kamu tulis impian kamu, kamu udah menyertakan tangan, mata, bahkan juga bibir jika kamu mengucapkannya secara lisan, juga telinga yang mendengarkannya ketika kamu ucapkan. Secara ga langsung kamu telah membuat suatu sinergi. Tubuh kamu sendiri akan semakin akrab dengan impianmu. Dengan begitu kamu udah 1 langkah lebih dekat dengan pencapaian mimpimu.

Memang plan kamu ini perlu melibatkan pihak-pihak lain. Dianjurkan juga untuk biarkan orang lain membaca dan mengetahuinya, karena kemungkinan besar mereka akan mengiringi impianmu dengan "aamiin". Yang kemudian imbasnya akan meningkatkan energi positif pada diri kamu :)))
Mungkin kendalana adalah ketika kamu sendiri ga percaya diri dengan impianmu, takut ditertawakan. Oke itu wajar. Kalau begitu just write it, keberanian untuk membiarkan orang lain tahu dengan impian-impianmu akan muncul begitu kamu lihat satu persatu impianmu berhasil comes true.

Aku udah mengalami sendiri ketika aku rencanakan dan aku tulis, saat itu juga semesta mendukung. Itu adalah saat dimana Allah berkehendak menggerakkan alam semesta ini untuk mewujudkan rencanaku. Dari mulai waktu, tempat, orang, momen, itu semua seakan memang mendukung tercapainya impianku. Satu hal lagi yang membahagiakan adalah ketika deretan rencana itu aku coret satu persatu yang menandakan telah terwujudnya rencana-rencana itu :)

Aku adalah orang yang serius akan aktivitas planning ini. Makanya aku suka sharing tentang ini dan sangat menganjurkannya baik itu kepada adik-adikku, sahabat-sahabatku, juga adik-adik bimbinganku.

Merencanakan adalah 50% dari keberhasilan. Segera buat rencana kesuksesanmu sekarang! Jangan sampai tidak! Karena gagal merencanakan sama saja dengan merencanakan kegagalan. Tapi tetep usaha dan do'a adalah 2 hal yang sangat mendukung rencanamu. Bila rencana sudah matang, usaha tak pernah henti, dan do'a yang terus tanpa bosan, kemudian tawakal-lah dan ingat rencanaNya selalu yang terbaik ;)


*back to akuntansi pemerintah*

Minggu, 23 Agustus 2015

Indahnya Berbagi

*post ini udah ada di draft lama sekalii, gara-gara sinyal jelek waktu itu jadi belum sempet diposting.*

Assalamu’alaykum..

Tertiba ingin share satu pengalaman baru. Terjadinya pas Ramadhan kemarin.
Selama semester 4 ini aku punya dosen yang unik. Beliau mengajar mata kuliah Pengelolaan Barang Milik Negara. Setiap pertemuannya, kami punya 3 sks (2,5 jam) bersama Beliau. Menurutku –juga teman2 tentunya- Beliau sangat inspiratif. Bisa dibilang selama 2,5 jam setiap pertemuannya, lebih banyak dihabiskan dengan share atau cerita-cerita beliau. Terlebih pembawaannya yang sangat lucu karena Beliau punya sifat humoris. Asik banget lah pokoknya. Dalam slide-slide materinya, pasti diselingi quotes yang mantap.

Jadi ketika Ramadhan kemarin, kami sekelas diberi tugas untuk membagi takjil kepada masyarakat. Ternyata di tahun sebelumnya, Beliau juga pernah memberikan tugas yang sama kepada mahasiswanya. Tentu saja ini bukan perkara tugas yang dinilai loh yaa. Tapi yang berbeda di tahun 2015 ini adalah Beliau menugaskan kami membagikan takjil dengan sasaran yang tak biasa. Kalau biasanya dibagikan kepada orang yang kurang mampu, kali ini sasaran kami adalah orang-orang yang ada di dalam mobil.

Asumsikan semua yang ada di dalam mobil adalah pemilik mobil beserta keluarga ya..bukan hanya supirnya. Itu berarti sasaran kami adalah golongan menengah ke atas bahkan atas banget, bisa jadi pengusaha, dokter, dirjen, menteri, presiden, bisa jadi…. Eh tapi kami tidak mengecualikan orang-orang yang mencari nafkah melalui mobilnya kok seperti misalnya supir taxi.

Langsung saja ke TKP.
Kami sudah stand by di sekitar lampu merah bintaro sejak setengah 6 sore. Menunggu hingga maghrib hampir benar-benar tiba. Yang terjun pada hari itu tidak seluruh anak kelas, hanya sebagiannya saja. Itu juga disebabkan terkendalanya kendaraan karena tidak semuanya bawa kendaraan pribadi –kalau saya mah nebeng always hehe u.u- Di TKP kami pun menyebar, stand by dengan membawa makanan dan minuman takjil yang telah dipersiapkan (dibeli, dibungkusin, diberi ka).

Begitu kami rasa waktunya tiba, kami langsung beraksi ke jalan raya menghampiri satu per satu mobil. Pada awalnya hampir semua mobil kaca mobilnya tertutup. Sehingga kami harus toktoktok dulu. Begitu kaca jendela terbuka, “silakan pak/bu takjilnya untuk buka puasa” tentu dengan pasang senyum terbaik :))

Terkadang ada yang menolak, begitu diberti tambahan “gratis kok pak/bu” baru deh diambil wkwk.
Malah yang kadang yang bikin nyesshh adalah kalau kita udah toktoktok tapi tetep ga dibukain kacanya L
Tapi ternyata asiiiiiiik kok. Jujur saja ini pengalaman pertamaku, membagikan takjil on the road. Melihat orang-orang tersenyum bahagia karena kita, memang membahagiakan diri kita sendiri ya.. J

Balik lagi bicara tentang ‘sasaran’ kami, dosen kami memang sebelumnya menyuruh kami membuat tulisan yang dibagikan bersama tajilnya. Bukan sembarang tulisan, temanya ‘indahnya berbagi’. Agar mengingatkan orang-orang yang berkecukupan untuk tidak melupakan saudaranya, kerabatnya, serta orang-orang yang membutuhkan uluran tangannya. And it’s true aku baru ngeh pada saat di TKP.
Semoga ini menjadi hikmah dan pelajaran bagi semuanya, khususnya saya dan teman-teman J



Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw berkisah tentang seseorang yang bersedekah untu pecuri, orang kaya, dan seorang pencuri. Beliau kemudian bersabda, “Sedekahmu telah diterima, bagi seorang pelacur semoga dia dengan sedekah ini menyudahi perbuatan maksiatnya, sedangkan bagi orang kaya semoga dia sadar dan berinfak dengan miliknya, dan terhadap pencuri semoga dia dengan sedeah itu tidak mencuri lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim)



Rabu, 04 Maret 2015

Bye Semester 3

*bersihin sarang laba-laba*

Assalamu'alaykum!
Lama gak muncul tau-tau udah kelar semester 3 nih #tsah Masih nunggu IP dan semoga lanjut semester 4 aamiin...
Sinyal di kosan ga mulus banget jadi jarang ngeblog deh. <- alasan wkwk eh tapi bener salah satu alasannya emang karna sinyalnya not good. Jadi males deh. TAPI  tenang aja saya ga akan membiarkan blog ini memummy begitu saja, karena berdasarkan life planning yang udah ku buat, aku udah nargetin minimal ngepost di blog berapa kali dalam setahun haha

Sesungguhnya tidak ada niatan untuk menulis kali ini. Berhubung saya sedang bosan di rumah karena tidak adanya kerjaan, lalu iseng-iseng buka blog, maka aku mau share sedikit kali ya gimana hidup di semester 3 kemarin.

Kehidupan semester 3 semakin menantang coy. Semuanya, dari segala sisi kehidupan wkwk lebay.

Misal saja dari segi akademis. Alhamdulillah wa syukurillah ga ketemu akuntansi :") tapi ketemunya manajemen keuangan ehe he he he. Dan ketemu teman-teman baru 3B yeaaay! Anak-anaknya asik-asik dan unyu-unyu u.u
Semester 3 ini aku merasa agak lebih rajin dari sebelumnya (sebelumnya: malees), dan GA NGANTUKAN lagiiiii (sebelumnya: duduk di paling depan aja bisa ketiduran). Terimakasih ya Allah.. Dengan kedua perpaduan perubahan -ke arah yang lebih baik- di atas, semoga ilmunya menjadi berkah dan IP saya lebih baik aamiin #degdegannungguIP

3B bersama dosen Pengelolaan Keuangan Daerah. unyu kan kitaaa? u,u

Dari segi organisasi, oh my....bener-bener unpredictable. Aku mendaftar (atau lebih tepatnya melanjutkan) suatu bidang di suatu organisasi. Alhamdulillah diterima di organisasinya, namun Allah merencanakan yang lain, aku diberi amanah yang berbeda dari yang aku inginkan. Di situ saya sempat merasa shock. Merasa itu bukan ranah saya, merasa tidak layak di sana huhuuu. Tapi yasudahlah, bersyukur dan menjalani aja ^^ sejauh ini alhamdulillah sudah terlaksana beberapa proker kami. Jalan di depan masih panjang, do'akan ya semoga aku dan rekan-rekan terus istiqomah dan semangat! Terlebih ini dalam urusan dakwah, HAMASAH LILLAH! :D

Seneng juga sekarang pengajar TPA makin banyak. Adek-adeknya juga makin rajin ngaji. aamiin. Kemarin udah terlaksana acara lomba TPA kita, ramaiii dan TPA kita alhamdulillah menyabet beberapa juara lomba #tsaaah *tepuk tangan meriah*

Lomba TPA MBM

Kaka-kakak pengajar yang kece wkwk
Kalau ngomongin kesehatan, duh aku mudah masuk angin kayaknya kemarin -_- entah mengapa.......
Tapi yang lebih membutuhkan perhatian adalah kalau udah batuk. Batuknya paraaah T.T sampe lelah adek bang. Dan batuk itu membutuhkan waktu minimal seminggu untuk hilang..hfft. Semoga jadi penggugur dosa ya hehehe

Oh ya ada yang menarik nih dari tugas matkul KSPK (Kapita Selekta Pengembangan Kepribadian) kemarin. KSPK apaansi?bahasa gampangnya: budi pekerti. Jadi kami sempet belajar tentang Life Planning. Gimana cara membuatnya dan untuk apa buat life plan. Mulai dari bikin visi -> misi -> motto -> life mapping -> target peran. Buat aku, bermanfaat banget nih mempelajari cara buat life plan. Sebelumnya aku emang udah buat beberapa target dan ditempel di dinding kamar. Tapi kalau mau yang lebih serius ya buat life plan  dengan sebenar-benarnya. Supaya hidup seimbang juga di antara peran-peran yang kita punya, kadang kan kita cuma konsen di beberapa peran tapi mengabaikan peran-peran yang lain. Dengan membuat life plan, semua peran harus diperhatikan jadi semuanya bakal terlayani, baik peran kita sebagai anggota keluarga, mahasiswa, organisator, anggota masyarakat, dan lain-lain.
Life plan yang kami buat adalah rencana sampai usia kami 60 tahun! wew.. di dalemnya ada rencana nikah umur berapa, anak berapa, sampe ke cucu-cucu wkwk dan tentunya cita-cita yang lainnya lagi. Kami rata-rata buat life plan-nya dalam bentuk buku. Jadi kita bisa tempel dokumentasi atau kesan-kesan ketika target berhasil tercapai yuhuuu :D
Saranku sih emang kita sebaiknya buat rencana hidup tertulis. Supaya hidup lebih terarah, dan apa yang kita inginkan pun bisa kita tahu dengan jelas. Tulis, kalau tidak, mungkin kamu akan lupa..

Buku Life Plan ku :3 #abaikanlatar 
Semester 3 ditutup dengan UAS. Bagi aku matkul yang paling berkesan di uas kemarin adalah Manajemen Keuangan #moveonplis. Uasnya KBN paling lamaaaaa. Ketika ada yang udah mudik Kbn masih menjalani ujian huhuu. Kami ada 9 matkul soalnya: Mikro Ekonomi, Perencanaan Anggaran, Praktikum Perencanaan Anggara,. Pengelolaan Utang, Manajemen Keuangan, Keuangan Publik, Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Pengelolaan Keuangan Daerah, dan KSPK.

Segitu ajadeh cerita tentang semester 3nya. InsyaaAllah lanjut semester 4. InsyaaAllah ketemu Cost Accounting :") #momok #haruskuat. Dan di semester 4 besok usiaku akan mencapai kepala 2!! Semoga semakin dewasa lagi ya pemikirannya pil, tinggalkan perilaku-perilaku absurd dan alaymu. hoho

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarokatuh.