.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Selasa, 27 Oktober 2015

Capresma 2015-2016

Pada sore hingga menyinggung sedikit malam tadi, rasanya tidak sia-sia saya gunakan waktu saya untuk menghadiri suatu acara kampus yang hanya ada satu tahun sekali. Acara debat publik Capresma-Cawapresma BEM. Adalah menampilkan 3 pasang calon pemimpin yang kiranya berusaha merebut hati-hati para mahasiswa. Sayang sungguh sayang saya haturkan untuk teman-teman yang tidak hadir, hilang 1 kesempatan emas mengenal lebih dalam lagi siapa calon pemimpinnya.

Saya sendiri hadir dalam kondisi sudah dengan mendukung 1 pasang calon. Namun yang terjadi pada malam ini adalah di luar ekspektasi saya. Saya menyaksikan seorang pemimpin hebat dengan kompetensi yang mumpuni. Pemimpin yang semangat kontribusinya sangat kental. Yang interaktif dan mampu menggerakkan massa melalui tiap bait pilihan kata yang diucapkannya. Saya sudah sedikit kenal dengan calon presma ini. Pesannya: 'di Pemira kita harus gembira'. Beliau paham benar suasana pemilihan raya. Jatuh-menjatuhkan sudah jadi bumbunya. Tapi beliau bilang itu sudah kuno, bukan zamannya, maka itu kami harus gembira di pemira. Tidak peduli  calon seberang memanasi, kita happy aja. See? Seorang pemimpin yang akhlaknya baik juga humble dan religius.

Jikalau kalian awam dan lihat rangkaian debat tadi, 99% saya yakin tepuk tangan paling meriah akan kalian persembahkan untuk pemimpin ini. Saya sudah sebut beliau pemimpin karena sebelumnya beliau pernah menjadi wapresma semasa pendidikan D3-nya serta memang sifat pemimpin yang melekat erat pada beliau.

Seorang pemimpin yang bisa dirasakan ketulusannya ingin kampus yang lebih baik. Jika tidak terpilih, akan setia mendukung dan menyumbangan ide-ide kreatifnya. Pemimpin yang sederhana tapi sangat cerdas.Tidak segan mampu meninggikan lawan hingga akhirnya mereka turut mengakui kelebihan beliau.

Yang terjadi pada malam ini meyakinkan saya juga tentu mengetuk hati kecil pendukung pasangan lain bahwa pemimpin yang seperti beliau memang layak dipilih.

Sekali lagi saya amat menyayangkan teman-teman yang tidak hadir. Lalu dari mana kalian akan memutuskan pilihan? Tolong jangan hanya sekedar lihat fisik apalagi hubungan relasi. Pilih seobjektif mungkin. Pilih yang paling berkualitas. Karena kitapun akan dimintai pertanggungjawaban  olehNya atas pilihan yang kita tentukan.

#3 November untuk nomor #3

Berikut kalimat pembuka dari Mas Heru pada acara debat publik tadi, dikutip dari Hasan Al Banna yang dibawakan dengan sangat apik dalam semangat membaranya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar