.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

Sabtu, 05 Oktober 2019

Lagi Ruwet

Sabtu, 5 Oktober 2019
Di sudut kamar

Kurang lebih 1 bulan menuju hari H. Ku memikirkan apa yang terjadi 1 minggu belakangan ini.
Ruwet, mumet, puyeng, bisa dibilang agak stres.
Serasa semua bertumpuk. Persiapan acara, pekerjaan yang tiba-tiba bikin pusing, laptop yang mati ga mau nyala, ditambah masa-masa PMS.
Khawatir, takut, gelisah.
Minggu ini benar-benar puncaknya. Sampai beberapa orang kena pelampiasan emosi.
Mencoba tenang, menonton kajian ceramah yang relevan, dan mensugesti diri semua pasti ada jalan keluarnya, bersama kesulitan ada kemudahan.
Sempat cerita sama orang, tapi ga direspon, sedihnya..
Alhamdulillah ada temen yang mau mendengar dan mensupport.
Dan memang inilah saat when you don't need any advice or solution, but being listened and supported. Sesimpel itu :)
Tentunya udah minta sama Allah terus. Tapi emang nalurinya perempuan, butuh cerita dan curhat, maunya didengerin.
Dan menulis ini pun menjadi salah satu upaya dalam rangka 'writing for healing'.
Semangat..semangat..!

Kalau ada orang yang percayain kamu untuk dengerin ceritanya, jadilah pendengar yang baik ya ;)

Sabtu, 20 Juli 2019

Perjalanan Panjangg ke Gunung Prau

1 bulan yang lalu, tepatnya 21-23 Juni 2019 aku dan teman-teman melakukan pendakian Gunung Prau. Perjalanan ini sudah direncakan jauh-jauh hari, sekitar 2 bulan sebelumnya kayaknya, karena terhimpit ramadhan juga. Seperti ke Gunung Gede tahun lalu, ke Gunung Prau ini ku bersama rombongan Cibitung, Dan ini bener-bener rombongan yhaa.. hampir 30 orang yang ikut wkwk. 

Tidak seperti biasanya, pada trip ini kita menggunakan jasa semacam travel gitu, Jadi kita tinggal bayar aja, kita ga perlu mikirin perlengkapan kelompok kayak tenda, masak-masaknya, cukup bawa perlengkapan pribadi dan cemilan-cemilan aja. 

Kita kumpul di kpp cibitung hari Jum'at malem jam 22.00. Diawali dengan briefing singkat, kita langsung cus masuk ke mini bus yang telah disediakan travel dan mulai berangkat pukul 23.00. Ohiyaa kita tu udah punya jadwal lho. Jadi rencananya kita akan sampai di wonosobo itu sabtu pagi. Dan mulai pendakian direncakanan pukul 11.00. Tapiiii ya manusia memang hanya bisa merencakanan, ada takdir Allah yang berkehendak lain :')))

Di luar dugaan banget, terjadi kemacetan, super macetttt. Di daerah jalan raya tegal-purwokerto. Bahkan bukan macet lagi, tapi stuck ga bergerak sama sekali. Ternyata oh ternyata karena katanya ada perbaikan jalan, jadi jalannya buka tutup gitu. Waitu lumayan sih. Aku kemarin bukan termasuk orang yang tidurnya lelap di bis, susah tidurr. Pas macet gitu orang-orang masih bisa tidur, sedangkan ku gabisaa. Lumayan bosen juga. Tapi gak lama si abang supir menyetel vcd dangdoed yang hampir semuanya isinya penyanyi nela karisma, pada saat itulah saya baru tau oh ini yang namanya nela karisma, ga pengen tau juga si >,< 
Singkat cerita, kita baru nyampe di basecamp sekitar pukul 16.30 sesuatu ya :))))

Stuck!
Judul di atas itu ga bohong ya.. Ga nyangka ke Gunung Prau yang letaknya di daerah Wonosobo bisa menjadi perjalananan yang sangat panjang. Itu rasanya kaya mau mudik ke jawa  timur dah wkwk.

Persiapan dan akhirnya kita mulai pendakian abis maghrib. Iya pendakian malaam. Kita menggunakan jalur Patak Banteng, jalur yang paling banyak diguanakan orang yang mau muncak ke Prau. Karena kita sangat ramai, jadi lumayan juga banyak berhenti istirahatnya. Alhamdulillah lancarrr, aman dan sehat-sehat semuanya. Dan perjalanan kita lumayan cepet loh, cuma 3 jam-an. Begitu sampe tempat camp, kita langsung masuk tenda, rapi-rapi, dan makan malam. Makan malamnya mewah loh, ayam wkwk.

Ohiya 1 hal baru dari pendakian ini yang belum pernah ku alami di 3 pendakian sebelumnya adalah kali ini qodarullah saya haid, Baru aja di hari Jum'at kemarin, hari keberangkatan. Awal tahu itu pas di kantor, shock banget asli, cerita ke temen aja sampe temenku kaget wkwk. Karena ya kita kan mau naik gunung ya gais, jarang nemu air, lha ini malah hari pertama haid, hari banyak-banyaknya. Alhamdulillah segala drama sakit perutnya udah terjadi di kantor pas jum'at siang. Dan pas pendakian pun aman, asal kita menjaga kebersihan, dan sampahnya kita bawa turun lagi yaa. 

Aku dan temen-temen tendaku sih abis makan ya kita tidurr. Ternyata temen-temen yang lain ada yang masih terjaga dan foto-foto cantixx.


Setelah subuh, kita udah siap-siap melihat sunrise. Cakepp banget masyaaAllah.. Keren. 




Sarapan juga udah disediain, kita tinggal duduk makan aja u,u

Seramai itu si



Naik Gunung Prau ini lumayan enak banget buat pemula. Ga terlalu tinggi, tapi kita bisa dapet pemandangan gunung-gunung lain yang okee. 


Chill di gunung


Banyaak kaan rombongan kita ^^

Dan 1 lagi yang belum pernah terjadi di pendakian-pendakian ku sebelumnya, pagi itu entah kenapa bibir kok membengkak -_- segitu dinginnya mungkin ya wkwk. Tapi alhamdulillah gak lama, turun udah normal lagi haha

Kita sampe di basecamp Minggu sekitar pukul 11.30. Mandi terus makan siang. Makan siangnya diburu-buru bangett dah soalnya udah harus cepet jalan biar ga kemaleman nyampenya, kalau kemaleman bisa kena charge bis.

Perjalanan pulangnya kita ga lewatin jalanan kaya pas berangkat. Ya iyalah, traumatic. Mana besoknya senin alias ngantorrr. 
Tapi ya qodarullah macet jugaa T.T Singkat cerita, nyampe di kpp cibitung jam 6 pagi wkwk :'))) 

Begitu nyampe langsung cepet-cepet beres-beres karena kita kudu mengabdi pada negara gais..

Di Prau nya ga seberapa lama, di jalanannya yang masyaaAllah yak. Keren kalian tu, kuat-kuat wkwk.

C u @ next tripp :D



Nasihat Untuk Yang Sedang Berjuang

Untuk kamu yang berjuang, berjuang untuk orang- orang yang kamu sayang, percayalah setiap kebaikan akan kembali padamu, mungkin tidak langsung saat ini atau besok, sabar.

Untuk niat tulusmu bahagiakan orang lain, yakinlah bahagianya adalah bahagiamu juga, agar hatimu tentram.

Selamat kamu sedang dilatih untuk ikhlas, sabar, dan tidak egois. Tidak semua orang mampu. Dan kamu sedang melaluinya. Semoga kamu lulus!


Jumat, 19 Juli 2019

Pendengar

Disampaikannya kecewa,
Diceritakannya sedih,
Dibagikannya bahagia.

Kamulah yang dipilihnya. 
Kamu orang yang ia percaya ketika ia bicara padamu bebannya ikut meluap, lepas.
Kamu orang yang ia anggap penting karena namamu masuk daftar teratas yang ia ingat saat masa bahagianya.

Saat ada pesan chat atau panggilan telepon darinya, dengarkan ia. 
Sebenarnya ia hanya butuh didengar.
Respon ceritanya.
Kadang ia tak butuh solusimu, ia sudah tahu, ia hanya butuh didengar.

Maukah kamu jadi pendengarnya?

Rabu, 10 Juli 2019

Wanita dan Cemburunya

Kamu bingung yang kamu rasain itu cemburu atau bukan. Ada gregetannya, kesel sendiri, bad mood. 

Liat dia ketawa-tiwi sama wanita lain kamu tarik napas dalam-dalam, gamau liat. Bahkan liat dia ngelike foto wanita lain di sosmed, kamu bete. Kamu sih terlalu banyak tahu, sukanya kepo.

Wajar apa engga si? Iya tau namanya juga perasaan sama doi ya. Tapi kamu jaga hati ya. Jangan sampai malah jadi penyakit hati. Apalagi belum tentu dia yang nanti bersanding di pelaminan denganmu.

Capek tau cemburu-cemburuan. Hidup udah banyak drama, jangan ditambah-tambahin. Kamu cemburu, eh dianya di sana santai-santai aja. 

Kamu kalau cemburu jadi galak. Makanya kamu diem aja kan, takutnya meledak-ledak. 

Ini PR banget buat kamu. Kontrol hati, deketin Allah lagi, sedeket-deketnya, minta dijagain dari hal-hal ga faedah. 

Semangat, kamu..

Senin, 08 Juli 2019

Ada yang Hilang

Ada yang hilang, tapi tidak tahu adakah salah pada kehilangan ini.
Aku rindu aku yang suka menulis. Pada masa-masa itu, rasanya banyak hal dapat menginspirasiku tuk menulis. Bahkan bila itu hanya meja belajar di sudut kamar kosku.

Aku rindu aku yang suka menulis. Menuangkan rasa pada bait demi bait tulisan. Ada lega begitu rasaku terwujud dalam tulisan. Bahagiaku, resahku, ceritaku, tak sungkan aku ungkapkan pada baris-baris kata. Aku rindu ketika aku berjalan dan melihat sesuatu yang menarik perhatian, kan ku jadikan ia bintang utama tulisanku.

Lalu mengapa sekarang aku jarang menulis?
Begitu membaca tulisan-tulisan orang lain, aku semakin sadar aku rindu menulis.
Apakah dunia kerja sebegitunya membuat aku tak sempat dan malas menulis. Perlahan aktivitas dunia orang dewasa mengikis hobi menulisku?
Adakah hubungannya antara semakin berwananya (read: berbagai persoalan) kehidupan dengan hasrat mengerjakan hobi?

Membuka blog ini saja terakhir 2 bulan yang lalu.

Menulis kini mulai terasa asing. Jemari menjadi canggung tuk mengetikkan maksud.

Apakah wajar?
Apakah ada yang salah dengan ini?
Kalah ada yang bisa bantu jawab, tolong hubungi saya


Rabu, 17 April 2019

Sampaikan pada Ramadhan

Sampaikan kami pada Ramadhan ya Allah..

-tengah malam, susah tidur, ingin bertemu ramadhan bulan penuh ampunan-

Selamat Datang

Selamat datang di dunia orang dewasa, katamu.
Kalau kemarin risaumu mungkin sebatas karena ujian sekolah atau cinta-cinta monyet.
Kini prioritas benar-benar diatur. Siapa, mana, apa yang diutamakan.
Menghindari drama-drama percintaan ga penting.
Tanggung jawab satu per satu diemban.
Bertekad agar amanah tuntas.
Sudah pasti rintangan, masalah, ujian akan datang bisa bergantian ataupun sekaligus.
Maka katakan pada masalah besarmu bahwa kamu punya Allah yang Maha Besar.

Sabtu, 13 April 2019

Cerita Lama

Suatu hari kamu bertanya, tentang kabar seorang kawan
Kamu sadar responnya tak lagi sama
Tentu saja
Dialah yang dulu pernah kamu kecewakan hatinya

Kamu lalu mengucap selamat ulang tahun padanya
Responnya hanya sekenanya
Kamu masih mencoba menjalin interaksi dengannya
Apa lagi yang kamu harapkan?
Sakit hatinya mungkin membuatnya lebih menjaga

Karena..
Kamu tidak tahu bagaimana usahaya tersenyum setelah sedih yang kamu cipta
Kamu tidak tahu berapa lama dia menata kembali pikiran dan hatinya selepas harapan yang gagal terwujud oleh kalian berdua

Kini kamu sudah menjadi masa lalu yang diambil pelajaran olehnya

Apa yang Kamu Pikirkan di Malam Minggu?

Malam minggu, di luar hujan

Apa yang kamu pikirkan?
Bagian mana dalam hidup ini yang sedang kamu resahkan?
Pendidikan kah? Keuangan? Pasangan? Pekerjaan? Keluarga?
Mumpung malam minggu, renungkan, uraikan satu per satu, dan cari solusinya
Bisa jadi malam-malam besok kamu tak sempat memikirkannya
Karena lelah sepulang aktivitas harianmu

Selasa, 09 April 2019

Dalam Sebuah Acara Yang Sudah Dipersiapkan Makan Malamnya Karena Begitu Yakin Akan Berlangsung Sampai Malam

Di sela-sela malam yang (masih) ramai
Berharap sebentar lagi selesai..andai,,

Di antara laptop dan kertas-kertas berita acara
Masih ramai suara-suara

Sambil memperhatikan satu per satu antri di depan printer
Waktu sudah menunjukkan 21.02
Entah kami pulang jam berapa
Semoga segera selesai tanpa masalah apa-apa

Lembur yuk lemburr
Bawa enjoy dan happy
Sehat sehat sehatt 
Kerja kerja kerjaa

Medan, sambal ngemper di lantai bersandar tembok

Rabu, 03 April 2019

Senin, 25 Maret 2019

Muroja'ah

Huruf demi huruf, ayat demi ayat
Dilantunkan sambil disimak orang lain
Entah itu teman, guru, juga orang tua
Semoga esok kamu juga mendengar dan membenarkan salahku

Ini salah satu upaya mendekat pada yang Maha Penyayang
Walau sedikit sedikit, harapku menjadi tabungan amal baik
Menghapal bukan lantas jadi sholih, justru sadar dosa kian menggunung

Semoga walau sedikit tapi istiqomah
Selalu minta hidayah dari-Nya, karena Ia lah pembolak-balik hati

Temukan waktu dan cara terbaikmu!

Minggu, 27 Januari 2019

Sedih dan Bahagia yang Sederhana

Kali ini kita bicara yang sederhana saja.
Kesedihan yang datang sederhana dan bahagia yang juga mampu hadir dalam apik kesederhanaan.

Sungguh kalau aku bisa, aku ingin mengulang. Tapi yasudah, biar aku belajar. Ini hal sederhana, tapi jangan sepelekan hal kecil, karena bisa jadi mengundang salah yang besar. Dari hal sederhana aku bertemu masa sulit. Kecewa atas diri sendiri itu memilukan. Tidak mau lagi. 

Bahagiaku juga hadir melaluimu. Sederhana sekali caranya, aku suka, walau bagimu mungkin sambil lalu saja. 

Tidak semua yang datang sederhana, akan direaksikan dengan sederhana. 

Kamu yang Menginspirasiku

Suatu hari ku berpikir tentang orang-orang yang menginspirasiku.
Tentang kamu yang ku temui di jalan, yang ku lihat di media sosial, yang ku baca blog dan tumblrnya.
Tanpa kamu sadari, kamu telah membentukku.
Mewarnai pikiranku.
Menjawab pertanyaanku.
Menasihatiku dengan lembut maupun dengan katamu yang menohok.
Membenarkanku pada apa yang ku jadikan prinsip.
Menggiringku pada suatu yang kemudian aku camkan baik-baik.
Dan tanpa kamu izinkan, aku ingin terus mengambil kebaikan dari dirimu.
Terima kasih telah menginspirasiku.

Keluarga

Ketika ku bersedih dan ingin menangis, ku lihat keluargaku, maka ku tambah ingin menangis. Bukan apa-apa. Melainkan aku merasa memiliki tempat yang aman.

Ketika ku memiliki, aku lihat keluargaku, maka ku senang ada yang bisa ku berikan di sana. Tapi percayalah, yang mereka beri selalu akan lebih banyak dan berharga untukku.

Jika ada laki-laki yang selalu ingin aku bahagia dan tak lelah menjagaku, maka ialah bapakku.

Jika ada perempuan yang suka menangis dalam do'anya untukku dan berusaha memenuhi kebutuhanku, maka itulah umiku.

Jika ada perempuan yang sangat memahamiku, mendengarkanku, menghiburku, maka itu adikku yang pertama.

Jika ada perempuan yang bersabar akan kelakuanku, ocehanku, suka bermanja, maka ia adikku yang kedua.

Segala puji hanya bagi Allah yang selalu memberikan nikmat untukku..

Minggu, 20 Januari 2019

Pencari Tahu yang Handal

Tanpa kamu buat penasaran, perempuan pun sudah melangkah mencari tahu. Atau bahkan sang informasi yang mendatangi tanpa perlu ditelisik.
Jiwa-jiwa detektif tampaknya erat dengan perempuan.
Ketika kamu menginformasikan, bisa jadi ia sudah tahu dengan lengkap!
Kamu tidak perlu menjelaskan, bisa jadi ia lebih tahu detailnya.
Memang ya perempuan adalah pencari tahu yang handal.
Jangan-jangan ia sudah tahu tentangmu

Sabtu, 19 Januari 2019

Aku dan Menulis

Aku dan Menulis barangkali sedang memperbaiki hubungan.
Mungkin salahku, yang pernah meninggalkan. Dan ternyata kini menyisakan canggung.
Sejak dulu aku suka menuliskan pikir dan rasa. Semakin ke sini bukan aku tak suka lagi, melainkan ku mengungkapkan dalam bentuk berbeda.
Tapi kini aku kembali sadar bahwa aku lebih lega ketika merangkai kata. Aku lebih tenang menuliskan tanpa peduli siapa yang membaca.
Semoga aku kembali betah untuk pulang dalam dekap deret kalimat.

Ceritain Buku #1 : Sepatu Dahlan


It is such an inspiring book!
Di sana mengajarkan kesederhanaan. Bersyukur yang banyak. Karena barangkali masalah hidup kita saat ini tidak seberapa dibanding milik mereka.

Tentang orang-orang yang lahir dalam kemiskinan. Bagaimana hidup dengan rutinitas menahan lapar dan memikirkan akan makan apa. Bukan meratapi kemiskinan, melainkan meyakinkan diri bahwa kemiskinan pun harus dijalani dengan apa adanya. Berprestasi dan semangat bersekolah walau terbentang jarak puluhan kilometer dengan kaki tak beralaskan sesuatupun.

Sesosok yang memiliki mimpi dan tiada alpa berusaha mewujudkannya, Tidak semua hal harus segera terpenuhi. Usaha yang tidak jera walau pernah gagal, berdampingan dengan do'a yang yakin bahwa Tuhan kan kabulkan. Ada 3 mimpi Dahlan: Sepatu, Sepeda, dan Aisha!

Kasih sayang dalam keluarga dan persahabatan menjadi bumbu yang mengharukan yang kian menambah pelajaran bagi pembacanya. Ditambah selipan cerita cinta sang pemeran utama yang malu-malu kucing juga lugu menjadi pemanis di antara kisah yang sulit.

Saya terisinspirasi!

Senin, 14 Januari 2019

Oncom dan Tongseng

Pukul 04.10 ku duduk di ruang makan. Terhidang makan sahur yang sederhana. Eits, tapi juara. Oncom yang ditumis sampai kering. Itu saja sebenarnya cukup untukku.

Makan dini hari ditemani umi. Selain oncom, ada juga tongseng pemberian tetangga kemarin saat aqiqah. Tongseng yang sudah sengaja dipisahkan untuk adikku yang kemarin pergi, ternyata tidak dimakannya lantaran pulang-pulang ia letih lalu langsung tertidur.

Teman nasi di piringku hanya oncom yang enak itu. Namun umi menyodorkan tongsengnya, "ini masih panas, enak". Tanpa pikir-pikir, ku lahap juga sedikit tongseng.

Saat itu aku diingatkan lagi oleh-Nya. Nikmat yang sangat luar biasa. Yakni orang tua yang masih membersamai hingga kini.
Ku lihat diam-diam wajah umi. Alhamdulillah.. Yang ku lihat adalah sesosok wanita kuat yang sangat menyayangi keluarganya.

Pas sekali, tadi pagi aku melanjutkan membaca novel 'Sepatu Dahlan'. Bagian yang ku baca tadi adalah saat ibu Dahlan meninggal dunia. Bagi perempuan yang hatinya mudah tersentuh seperti saya ini, langsung terbayang bagaimana kalau saya yang mengalami.

Semoga do'a orang tua memiliki anak sholihah terkabul..

Sabtu, 12 Januari 2019

Bersyukur Lebih Baik

Mungkin tanpa sadar seringkali lidah mengucap keluh.

Ya Allah capekk, banyak yang dipikirin.
Semoga setelah mengeluh, tersadar, lalu mengucap lagi alhamdulillah ada yang dipikirin daripada ga ada yang dipikirin.

Ya Allah kok kerjaan ga selesai-selesai.
Semoga setelah mengeluh, tersadar, lalu mengucap alhamdulillah saya punya pekerjaan yang mungkin orang di luar sana inginkan.

Ya Allah kok temen saya kaya gini sih.
Semoga setelah mengeluh, tersadar bahwa itu hanya sebagian kecil sifat jeleknya, sedangkan masih jauh lebih banyak kebaikannya.

Ya Allah saya mau beli barang ini tapi uangnya udah tipis.
Semoga setelah mengeluh, tersadar mungkin ini cara-Nya melindungi dari hal-hal yang tidak bermanfaat.

Tak apa jika saat ini keluhan diikuti syukur.
Semoga esok tiada lagi mengeluh, melainkan mensyukuri dan husnuzan lebih banyak.

Selasa, 01 Januari 2019

Planning

Baru aja liat ig stori yang sangat bagus, salah satu kalimatnya:
Tugas kita hanyalah menuliskan rencana dengan pensil, lalu berikan penghapusnya kepada Allah. Agar Ia hapus bagian-bagian yang salah dan menggantikannya dengan rencana-Nya yang jauh lebih indah.
-Dewi Nur Aisyah-
Ig @ dewi.n.aisyah

PR Me-manage Hati

Ada PR yang belum selesai dari 2018.
PR me-manage hati. Bagaimana agar selalu hanya mengharap ridho-Nya, bagaimana agar senantiasa bersangka baik dengan orang lain, bagaimana melawan hawa nafsu.

Karena hati yang baik akan membawa seluruh diri menjadi baik juga. 

Ya Allah, bimbinglah saya, baguskanlah akhlak saya, lindungi dari penyakit hati T.T